Fluida Statis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Suatu bahan dapat dikelompokan menjadi:
· Zat padat
Cenderung mempertahankan
bentuk dan ukuran.
· Zat cair
Tidak mempertahankan bentuk yang tetap, tetapi mengikuti
bentuk wadah yang ditempatinya.
· Gas
Tidak memiliki bentuk dan Volume yang tetap, tetapi menyebar memenuhi tempatnya.
Zat cair dan gas memiliki kemampuan untuk mengalir sehingga keduaanya disebut sebagai fluida. Perbedaan antara zat cair dan gas terletak pada kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan zat cair tidak dapat dimampatkan.
Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau hidrostatika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan fluida dinamis atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida yang bergerak. Hidrodinamika yang khusus membahas mengenai aliran gas dan udara disebut aerodinamika.
·
Massa Jenis/Densitas dan viskositas
Salah satu sifat penting dari suatu zat
adalah massa jenis (ρ) atau kerapatan. Massa jenis
didefenisikan sebagai perbandingan antara massa (m) suatu benda terhadap volumenya (V).
Dimana benda yang satu dengan benda yang lainnya
memiliki massa jenis yang berbeda.
Nama Zat | Massa jenis (kg/m3) | Nama Zat | Massa jenis (kg/m3) |
Udara (27oC) | 1,2 | Kuningan | 8400 |
Alkohol | 800 | Perak | 10500 |
Kayu | 300-900 | Raksa | 13600 |
Es | 920 | Emas | 19300 |
Air (4oC) | 1000 | Platina | 21450 |
Aluminum | 2700 | Besi | 7900 |
Seng | 7140 |
|
|
Secara alamiah, fluida
pada saat mengalir akan memiliki gesekan internal akibat adanya gaya-gaya
antara lapisan yang berdekatan. Kekuatan gaya gesek ini disebut viskositas. Besarnya gesekan ini biasa
juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair (Viskositas).
Suatu
jenis cairan dinyatakan memiliki viskositas yang rendah jika cairan tersebut
mudah mengalir, sementara jika sulit mengalir, maka jenis cairan tersebut
memiliki viskositas yang tinggi.
Pada zat cair, viskositas disebabkan akibat
adanya gaya-gaya kohesi (gaya tarik-menarik antar
molekul yang sejenis.
Salah satu aspek yang memengaruhi kohesi adalah kerapatan dan
jarak antar molekul dalam suatu benda. Kohesi berbanding lurus dengan kerapatan
suatu benda, sehingga bila kerapatan semakin besar maka kohesi yg akan
didapatkan semakin besar. Akibat dari gaya kohesi ini ialah menyebabkan
dua zat
cair yang berbeda jenis
tidak akan dapat bercampur walaupun berada dalam satu wadah yang sama, sedangkan pada gas
viksositas disebabkan pada tumbukan antar molekul penyusun gas.
·
Hukum Utama Hidrostatik
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu luasan. Tekanan akibat fluida disebut tekanan hisrostatik (Ph).
· Hukum Archimedes
“Apabila
suatu benda dimasukan ke dalam suatu fluida maka benda itu akan mendapat gaya
ke atas sebesar berat fluida yang akan dipindahkan atau selisih dari gaya
hidrostatik”. FA disebut juga dengan gaya ke atas atau gaya apung.
· Hukum Pascal
Pada
kedalaman yang sama, tekanan fluida akan
sama besar dan diteruskan ke segala arah.
“Semua
titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam suatu zat cair, memiliki
tekanan hidrostatik yang sama”.
· Gejala Kapilaritas
Gejala kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler
(pipa sempit). Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi
antara zat cair dengan dinding kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi
antara partikel air dan kaca lebih besar daripada gaya kohesi antara
partikel-partikel air, maka air akan naik dalam pipa kapiler. Sebaliknya raksa
cenderung turun dalam pipa kapiler, jika gaya kohesinya lebih besar daripada
gaya adhesinya.
Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang
berbeda jenisnya. Akibat adanya gaya adhesi akan dapat mengakibatkan dua zat
akan dapat menempel atau bercapur bila dicampurkan karena molekulnya saling
tarik menarik atau merekat.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler
disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling
persentuhan zat cair dengan pipa.
Tegangan permukaan merupakan
kecenderungan zat cair untuk menegang sehingga pada permukaan zat cair seolah
olah terdapat selaput atau lapisan yang tegang, sehingga dapat menahan benda.
Hal ini terjadi karena adanya gaya tarik menarik antara partikel zat cair
(kohesi).
Beberapa contoh peristiwa
tegangan permukaan diantaranya yaitu serangga air dapat berjalan di atas
permukaan air, tetesan air pada permukaan daun talas berbentuk seperti bola,
tetesan embun yang menempel di atas rumput berbentuk seperti bola, silet dapat
mengambang dipermukaan
air.
Gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari seperti:
- Reaksi
pada minyak tanah yang naik hingga ke sumbu kompor sehingga kompor dapat
dinyalakan.
- Kain yang dapat menyerap cairan.
- Air yang terserap oleh akar akan naik menuju batang pohon melalui
pembuluh kayu.
- Air hujan yang dapat merembes masuk dari dinding luar ke dinding
dalam.
Kondisi Pencampuran
Dua Zat yang Berbeda
Ada beberapa kondisi yg mungkin terjadi jika kita
mencampurkan 2 macam zat, yaitu:
1. Jika gaya kohesi antar partikel zat yang berbeda lebih
besar daripada gaya adhesinya, kedua zat tidak akan bercampur.
Contohnya, minyak kelapa dicampur dengan air.
2. Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda sama
besar dengan gaya kohesinya, kedua zat akan bercampur merata.
Contohnya, air dicampur dengan alkohol.
3. Jika gaya adhesi
antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya kohesinya, kedua zat
akan saling menempel.
Contohnya, air yang menempel pada kaca.
Faktor yang mempengaruhi level viskositas di
antaranya:
1. Tekanan
Tingkat viskositas suatu zat cair akan naik jika terdapat tekanan. Sedangkan pada gas, tekanan tidak akan memengaruhi tingkat viskositas. Hal ini disebabkan oleh tekanan yang memengaruhi ikatan molekul zat cair. Semakin tinggi tekanan maka semakin tinggi pula dihasilkan oleh gaya kohesi yang terjadi pada molekul penyusun zat cair.
2. Temperatur
Pada zat cair, temperatur yang naik akan menyebabkan tingkat viskositas turun. Sedangkan pada gas, temperatur yang naik justru akan meningkatkan viskositas. Ini karena pemanasan dapat membuat kohesi antar molekul melemah.
3. Ukuran serta berat molekul
Ukuran serta berat molekul ternyata juga dapat memengaruhi viskositas. Semakin berat massa molekul benda maka semakin tinggi pula viskositasnya. Sebagai contoh, cgs centimeter gram sekon minyak memiliki massa molekul yang lebih berat dibandingkan air, maka nilai viskositasnya pun lebih besar dan luas penampang dibandingkan air.
4. Kekuatan kohesi
Seperti yang telah disebutkan pada bagian pembuka, viskositas dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul sejenis dalam benda. Makin besar kekuatan gaya kohesi, semakin tinggi pula tingkat viskositasnya.
Koefisien
viskositas adalah suatu besaran yang menyatakan besarnya gaya gesek yang dialalmi
sebuah pertikel berjari-jari (r) yang bergerak mengendap dalam
fluida dengan kecepatan (v).
Gaya gesek antara
permukaan benda padat yang bergerak dalam fluida akan sebanding dengan
kecepatan relatif gerak benda tersebut terhadap fluidanya.
Hukum stokes menjelaskan bahwa
apabila sebuah benda atau partikel mengendap atau melaju dalam suatu fluida,
maka benda akan mendapat perlawanan berupa gaya hambat yang dialami partikel
benda berbentuk bola ini merupakan gaya gesek.
Gaya yang bekerja pada bola yaitu gaya berat (w), gaya apung (FA), dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes (Fs). Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Tapi, saat kecepatannya bertambah, maka gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, saat bola mencapai keadaan seimbang maka bola bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut dengan kecepatan terminal.
Komentar
Posting Komentar